Saturday, April 27, 2013

Nasehatku Untuk Diriku

Tanya yang tak terjawab terkadang akan terasa lebih menarik dan berakhir indah, 

maka biarkanlah dan lupakanlah.

Nasehat Logika untuk Sang Hati dan Harga Diri

tak sama bukan berarti dusta
hanya segelintir cerita yang terlihat berbeda
jangan datangkan paksa karena pasti ada luka
hanya membuang sia-sia pengorbanan yang ada

buang segala buruk sangka dan buruk rasa
kali ini saja, demi lancarnya sebuah cerita
atau setidaknya cencang dan kubur di ruang hati terdalam
hingga masanya tiba, dan kebenaran datang dengan sendirinya

bukankah Tuhan telah bertanda?
jadi tak usahlah membuang tenaga
cukup tau, cukup simpan dan pergi lupakan
kembali menjadi seutuh-utuhnya insan yang tanpa beban

percaya Tuhan pasti punya rahasia !
jalani saja harimu dengan tak mengelus dada
bahkan berputus asa
karena Dia Yang Maha Esa, yang kan memberimu segalanya :)

Friday, April 26, 2013

Menyelami Kehidupan dari Novel "Rectoversa - Dee" Part. 1

Rectoversa adalah salah satu judul novel karya Dewi Lestari atau yang biasa disebut dengan nama pena "Dee". Novel itu berisi sekumpulan cerpen yang berbasis dari lagu-lagu ciptaannya, karena Dewi Lestari juga seorang penyanyi dan juga komposer (Bertalenta banget deh ini tante! *ngelirik iri**ga dink, saya bersyukur atas apa yang saya punya hehehe*) Novel ini sebenarnya adalah novel lama, sudah rilis untuk pertama kali pada tahun 2006 silam. Tapi, saya baru saja tau keberadaannya :P. Dan saya juga baru tau kalau novel ini juga sudah dibuat film-nya bulan Februari tahun 2012 kemarin. *berasa ga up-to-date banget -_-* Well, baru saja hari ini saya mulai membaca kumpulan cerpen yang sangat menarik milik tante Dee ini, dan walaupun belum selesai membaca semuanya tapi tangan saya udah bener-bener gatal ingin menumpahkan isi pikiran saya setelah membaca rangkaian kalimat - kalimat yang menurut saya WOW banget hasil buah karya tante cantik ini.  Okelah, saya ingin membahas kalimat-kalimat yang paling ngena banget di hati saya. Ga tau kenapa saya merasa cerita ini yang paling masuk di dalam hati, mungkin karena saya hafal betul lagunya dan ingat bagaimana alur video klip lagu tersebut. Judul cerpennya adalah "Malaikat Juga Tahu". Klik aja kalau ada yang belum pernah mendengar lagu tersebut dan belum pernah melihat video klipnya. Video yang ada dilink itu langsung dinyanyikan oleh tante Dewi Lestari, sebenarnya ada versi lain yang dinyanyikan oleh om Glen Fredly yang dipakai sebagai soundtrack RectoVerso versi film, tapi saya lebih suka versi originalnya. Hehehe.

Kayaknya opening saya terlalu panjang ya? Hahaha. Langsung saja ya, saya ingin menaburkan kata-kata hasil panen di ladang pikiran saya. Ini nih potongan - potongan kalimat yang bisa membuat saya termenung sejenak.

 

What do you think? WOW banget ga tuh kata-katanya? *biasa aja tuh #plak* Hehehe. Ya bisa saja mungkin menurut kalian arti kalimat itu biasa, wajar, normal, standard. Tapi kalo menurut saya itu WOW banget. *maksa* Dan selanjutnya akan saya paparkan alasan kenapa saya mem-WOW kan potongan cerpen tersebut.

"Dia mencintai bukan cuma dengan hati. Tapi seluruh jiwanya. Bukan basa-basi surat cinta, bukan cuma rayuan gombal, tapi fakta. Adiknya bisa cinta sama kamu, tapi kalau kalian putus, dia dengan gampang cari lagi. Tapi Abang tidak mungkin cari yang lain. Dia cinta sama kamu tanpa pilihan. Seluruh hidupnya."
 Bagi perempuan itu, cinta tanpa pilihan adalah penjara. Ia ingin dirinya dipilih dari sekian banyak pilihan. Bukan karena ia satu-satunya pilihan yang ada.

Tentang ada dan tidak adanya pilihan untuk mencintai dan dicintai. Saya merasa kalimat-kalimat tersebut benar-benar menggambarkan manusia 'normal'. Perempuan yang diajak bicara dengan seseorang yang dipanggil "Bunda" itu contoh gambaran manusia pada umumnya. Dia dicintai oleh seseorang yang tak mungkin bisa asal memilih untuk mencintai seseorang karena keterbatasannya, karena ketidakmampuannya, karena perbedaannya dengan orang lain. Karena pria yang dipanggil "Abang" itu adalah penderita authisme. Abang tak mungkin bisa dengan mudah menemukan pilihan-pilihan orang untuk memungkin dia merasakan cinta. Boro-boro menemukan pilihan untuk jatuh cinta, seorang authisme bisa jatuh cinta saja menurut saya sungguh sangat mengagumkan. Well, saya tidak berani berbicara terlalu banyak tentang authisme karena saya tidak mengetahui dengan dalam karakter seorang penderita authisme.

Dan dari pengetahuan saya yang sangat terbatas tentang seorang authisme, saya menggambarkan bahwa cinta yang ada pada dirinya begitu tulus, begitu murni dan begitu buta. Karena memang begitulah faktanya, dia akan mencintai dengan jiwanya, dengan bedanya. Seluruh hidupnya tanpa akan pernah terselip kata "pilihan".
Sedangkan untuk si perempuan yang tergolong sebagai manusia normal, manusia yang mengenal arti kata harga diri dan gengsi, tentu akan berpikiran seperti itu. Cinta tanpa pilihan adalah seperti penjara untuknya. Karena tanpa pilihan berarti tidak adanya saingan, kepasrahan untuk menerima apapun yang diberikan untuknya. Sedangkan ketika dia dicintai atau dipilih orang yang masih bisa memilih atau memiliki pilihan yang banyak, dia akan merasa lebih istimewa sebagai yang terpilih. She will think she is the best of others. Apalagi kalau orang yang memilihnya adalah seorang dengan kelebihan yang lebih lebih dari yang lebih. Sehingga merasa terangkatlah harga dirinya. 

Begitulah saya seperti diingatkan oleh cerpen "Malaikat Juga Tahu" itu. Manusia memang seperti itu. Dan selanjutnya, selalu saja setelah saya mendapatkan pemikiran-pemikiran tentang cara memandang kehidupan, saya akan mengembalikan itu kepada diri saya sendiri. Memberikan pertanyaan-pertanyaan yang harus saya renungkan sendiri. Seperti itu jugakah saya? Selalu merasa lebih bangga apabila dicintai oleh orang yang lebih banyak pilihan ketimbang dicintai oleh orang dengan tulus dan jiwanya dikarenakan kecil kemungkinan orang tersebut jatuh cinta terhadap orang lain? Merasa harga diri terluka atau jatuh ketika ada orang lain yang saya anggap sebagai saingan menjadi orang lain yang terpilih? Dan pertanyaan terakhir itu mengingatkan saya tentang apa yang terjadi dengan saya beberapa hari lalu. Tentang sesuatu yang membuat saya dan kekasih saya beradu pendapat, beradu argumen. Dan saat ini saya benar-benar sedang merenunginya.

Well, out of all, saya benar-benar WOW banget dengan potongan dari salah satu cerpen di novel "RectoVersa" buah tangan tante "Dewi Lestari" or just call her "Dee".